Langsung ke konten utama

Memulai Menjadi Minimalis

memulai menjadi minimalis

Permulaan

Beberapa waktu yang lalu aku menonton sebuah film dokumenter dari netflix berjudul MINIMALISM (sekarang tersedia di youtube secara gratis).

Film ini menceritakan tentang Ryan Nicodemus dan Joshua Fields Millburn bagaimana mereka menjadi seorang Minimalis.

Aku akan bagikan sedikit spoiler dari film ini.

Ryan merupakan seorang karyawan, bekerja dengan perusahaan yang sama dengan Josh.

Selama karinya dia termasuk orang yang sukses. Begitulah kiranya anggapan orang - orang disekitar Ryan.

Ryan bisa mendapatkan semua yang ia inginkan dan butuhkan, namun dia merasa ada kekosongan dalam hidupnya.

Jadi dia berusaha mengisi kekosongan itu dengan cara yang semua orang lakukan.

Ya konsumerisme. Ryan mencoba membeli kebahagiaan dengan barang, banyak barang.

Berharap kebahagian akan dia dapat setelah mendapat banyak barang dan semua hal yang ia inginkan.

Dia pikir akan samapai di titik dimana kebahagian bisa ia capai setelah semua yang telah dilakukan.

Hidup dari gaji ke gaji, dari barang satu ke barang lainnya, Ryan hidup untuk barang.

Ryan pikir ini semua adalah kebahagian hidup yang ia nantikan, nyatanya dia merasa tidak hidup sama sekali. Hidup yang bermakna tentunya.

Sampailah pada titik dimana Ryan merasa tidak tahu apa lagi yang penting dalam hidupnya.

Kemudian ketika ia mendekati usia 30 Tahunan, dia mendapati Joshua teman baiknya selama 20 Tahunan lebih terlihat sangat gembira untuk pertama kalinya.

Ryan yang penasaran akhirnya menemui Josh dan bertanya mengapa dia terlihat sangat bahagia.

Josh memberitahu Ryan tentang Minimalism.

Film berlanjut, menceritakan tentang perjalanan mereka berdua selama menjadi minimalis dan berbagi tentang konsep minimalis kepada penonton. (untuk lengkapnya bisa tonton sendiri hehe😄)

Definisi Minimalisme

Minimalisme adalah sebuah konsep yang didefinisikan oleh berbagai ahli dari beragam bidang, termasuk seni, desain, psikologi, dan filosofi. Berikut adalah beberapa definisi minimalisme menurut para ahli:

Donald Judd: Seorang seniman minimalis terkenal, Judd menggambarkan minimalisme sebagai "penyederhanaan dalam seni yang mencapai pemurnian esensial, dengan mengurangi segala sesuatu yang bukan kebutuhan untuk ekspresi."

Marie Kondo: Penulis buku terkenal "The Life-Changing Magic of Tidying Up", Kondo mendefinisikan minimalisme dalam konteks penyederhanaan dan pengurangan barang-barang fisik dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan.

Joshua Fields Millburn dan Ryan Nicodemus: Dikenal sebagai "The Minimalists," mereka mendefinisikan minimalisme sebagai "menyadari apa yang penting bagi Anda dengan menghapus segala sesuatu yang tidak penting."

Dieter Rams: Seorang desainer industri terkenal dari Jerman, Rams memformulasikan prinsip desain minimalis yang terkenal, yang mencakup konsep "Less, but better" (kurang, tapi lebih baik), yang menekankan fokus pada esensi dan kegunaan.

Werner Herzog: Seorang sutradara film terkenal, Herzog menyebutkan minimalisme sebagai "ketidakmampuan untuk menambahkan satu kata lagi atau menghapus satu kata lagi."

Leo Babauta: Penulis dan blogger yang terkenal dengan blog Zen Habits, Babauta mendefinisikan minimalisme sebagai "pemusatan perhatian pada hal-hal yang benar-benar penting dan menghilangkan yang tidak perlu."

Fumio Sasaki: Penulis buku "Goodbye, Things: The New Japanese Minimalism", Sasaki mendefinisikan minimalisme sebagai "pembebasan dari belenggu barang-barang material yang tidak penting untuk mencapai kebebasan dan kebahagiaan."

Albert Einstein: Meskipun bukan seorang ahli minimalisme, Einstein dikaitkan dengan kutipan yang sering dikutip yang menggambarkan minimalisme: "Segalanya harus disederhanakan sebanyak mungkin, tetapi tidak lebih sederhana dari itu."

Refleksi

Dari sekian banyak barang yang kita miliki, pernahkan kalian berpikir apakah fungsi atau manfaat barang tersebut.

Misalkan box atau kemasan dari barang yang kalian unboxing 2 hari yang lalu, atau tumpukan baju di lemari, atau benda apa pun yang ada di ruanganmu.

Kapankah terakhir kali kamu memakainya ?

Apakah sekarang masih berfungsi ?

Dari sekian banyak barang yang kita beli, pada awalnya kita mengharapkan kebahagiaan dan kesenangan akan kepemilikan.

Sampai pada akhirnya hidup kita terasa penuh dengan barang namun kekurangan akan makna dan fungsionalitas.

Yang awalnya kita sangat bahagia karena bisa membeli barang tersebut mungkin beberapa bulan yang lalu kini semuanya terasa tidak berguna.

Di sinilah kita perlu merenungkan tentang gaya hidup kita selama ini, apakah semua uang yang kita habiskan untuk membeli barang selama ini worth it?.

Terimakasih sudah mampir, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di postingan berikutnya😃


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manfaat Menjadi Seorang Minimalis

Pernahkah kamu membayangkan bahwa hidup di dunia modern sangatlah melelahkan ? Penuh dengan tuntutan dan keinginan yang tidak ada ujungnya. Menjadikan kita robot yang senantiasa mengikuti trend dan hanyut dalam arus konsumerisme dan keberlebihan.  Dipikir - pikir kita perlu menyederhanakan hidup kita menjadi lebih simpel, bermakna dan memiliki tujuan. Hal tersebut bisa kita capai dengan gaya hidup minimalis. Manfaat Dari Minimalisme 1. Sedikit Barang Sedikit Masalah. Semakin sedikit barang yang kita miliki semakin besar kendali kita akan barang tersebut. Kita seringkali direpotkan oleh barang atau apa pun yang kita miliki. Semakin banyak barang yang kita miliki semakin banyak pula tanggungjawab yang kita berikan. 2. Menjadi Lebih Produktif. Terkadang kita melewatkan banyak momen penting hanya untuk mengurus sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu penting. 3. Mengurangi Pengeluaran. Kita hanya mengeluarkan uang sesuai kebutuhan dan prioritas. 4. Terhindar Dari Impulsive Buying. Barang...